Tuesday, March 5, 2013

Winter (1)

Aku menatapnya. Aku benar-benar menatapnya. Aku tidak bisa mengalihkan pandangan, aku terus menatapnya. Aku rindu. Aku senang. Aku rindu semua kenangan itu, semua kesenangan itu. Dia menatapku. Tapi, maksud dari tatapan matanya bukan tatapan untukku. Itu hanya keinginanku. Itu hanya kemauanku. Aku membuang muka, setelah kukembalikan tatapan, dia sudah hilang. Sudah tidak ada. Tidak ada lagi, tidak akan pernah muncul. Benar. Dia benar-benar menghilang dari sini. Dari semua ini.

***

"Yuuki.."

***

Aku menoleh ke kanan. Salju sudah mulai turun lagi. Aku menarik sarung tangan dari dalam tas dan memasangnya. Kenapa salju turun begitu cepat? pikirku. Aku berjalan menyusuri jalan kecil yang gelap. Aku melihat jam yang melilit tanganku. Sudah jam tujuh malam. Sudah mau malam. Bukan, memang sudah malam.

"Hhh, dinginnya..."

Aku menoleh ke belakang. Shizuka-chan?

"Shizuka-chan?"

"Kau... Rena-chan?" seseorang muncul dari kegelapan.

"Ya, ini aku, Rena," jawabku dan menghampiri orang yang kusebut 'Shizuka-chan' itu. Dan dia memang Shizuka-chan. "Shizu-chan sedang apa di sini?"

"Aku habis dari rumah sepupuku," jawab Shizuka.

"Siapa?" tanyaku sambil mengikuti Shizuka.

"Namanya Eri, dia baru datang dari Rondon," jawab Shizuka. "Euh, maksudku London."

"Ooh..."

"Kau mau bertemu dengannya, Rena-chan? Kebetulan besok aku dan Eri Oneechan mau bertemu di kampusnya," kata Shizuka.

"Hmm... boleh saja," balasku.

"Oh ya, kalau boleh tau, kau juga dari mana?" tanya Shizuka.

"Aku habis dari Soutemo*," jawabku.

"Membeli manga**, ya?" tebak Shizuka.

"Kau sudah tahu kebiasaanku, ya?" kataku. Shizuka tertawa kecil.

"Setiap tiga hari kau selalu membeli komik di Soutemo, Rena-chan," ujar Shizuka. Aku nyengir.

10 menit berlalu. Aku dan Shizuka dalam keadaan hening. Aku memerhatikan jalanan dan mengikuti Shizuka. Arah rumah kita sama dan kita bertetangga. Rumah Shizuka hanya beda lima rumah dari rumahku.

"Hey." Shizuka menahan tubuhku yang terus berjalan. "Jangan hanya karena kau benci rumahmu, kau jadi meninggalkannya."

Ya, aku sudah sampai di rumah. Bukan. Bukan rumahku. Melainkan rumah Shizuka. Aku tertawa kecil.

"Oh, ya. Benar," jawabku. "Dah Shizu-chan!"

"Dah, Rena-chan!"

Aku memutar badan dan berjalan balik menuju rumahku yang berjarak lima rumah dari rumah Shizuka. Saat baru kupegang pagar rumah, seseorang menepuk pundakku dengan keras. Aih!

(to be continued)

* = Nama toko buku
** = Komik