Saturday, December 22, 2012

Chapter 4 (Toizu)

Aku membuka buku berjudul "Dunia Sihir" yang kutemukan di rak buku kamarku. Aku membuka halaman pertama, dan aku sedikit terkejut saat melihat gambar. Pada halaman pertama, terdapat gambar pintu gerbang kota Toizu. Aku tidak tahu bahwa ternyata Toizu itu terkenal, aku kira karena letak Toizu itu sangat jauh dari dunia yang lain, jadi kupikir Toizu tidak ada yang tahu. Kemudian aku membaca penjelasannya tentang kota Toizu. Oh ya, sebelumnya aku menemukan dunia penyihir yang lain yang letaknya kebanyakan dekat dengan Dunia Manusia dan Dunia Boneka.

Penjelasan tentang Pulau Toizu adalah:
Kategori = Dunia Penyihir
Nama = Kota Toizu
Letak = Dalam Pulau Lumina
Ciri Khas = Patung Helaj

Walaupun aku tinggal di kota Toizu, tapi aku sama sekali tidak tahu tentang Patung Helaj. Bahkan namanya pun baru kuketahui saat membaca buku ini. Aku kembali membaca tentang kota Toizu. Tapi, saat aku membaca tentang Dunia Penyihir, aku kaget dengan komentar-komentarnya. Ada yang bilang "Dunia Penyihir itu tidak penting", "Dunia Penyihir itu aneh", "Dunia Penyihir itu musuh kita, buat apa dijadikan sahabat?"
Aku hanya membaca 3 komentar karena komentar yang lain menurutku sudah sedikit berlebihan. Aku menyimpan buku "Dunia Sihir" di tasku dan langsung tidur. Karena aku tidak mau terkena marah Tasha atau ibunya dan berhubung sekarang sudah jam 2 pagi.

***

Aku kembali bangun jam 5 pagi. Aku sangat mengantuk dan masih ingin tidur, tapi karena hari ini hari Senin yang artinya, aku sekolah! Sebenarnya aku memang ingin tahu seperti apa itu sekolah, tapi aku juga ingin kembali membaca buku "Dunia Sihir", tapi aku juga ingin kembali tidur. Tapi, apakah diizinkan kalau aku membaca buku di sekolah? Ah, mungkin sekolah adalah tempat membaca buku! Jadi, pasti aku diizinkan untuk membaca buku sepuas-puasnya! Atau, tidur sepuas-puasnya! Wah, asyik!
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarku. 

"Masuk!" seruku dari dalam.

Orang itu masuk ke kamarku, dan ternyata dia Tasha.

"Fia, kamu sudah mandi?" tanya Tasha.

"Belum..." kataku polos.

"Ayo Fia, mandi dulu! Nanti kita sarapan bersama ya.." ujar Tasha sambil tersenyum.

"Masalahnya Sha, aku tidak tahu pakaian yang akan kupakai untuk sekolah," kataku sambil nyengir.

"Ooh, karena kamu murid baru, kamu boleh kok memakai baju bebas. Mungkin besok sampai seterusnya kamu wajib memakai seragam kecuali hari Jumat," kata Tasha sambil menunjuk baju yang ada dalam lemari pakaian.

"Oke, terima kasih Tasha!" jawabku sambil mengambil baju yang ada dalam lemari pakaian dan segera mandi. Sedangkan Tasha turun ke bawah duluan.

Aku tidak suka di Dunia Manusia karena, tidak bisa mandi dengan hanya beberapa detik! Kita harus menyalakan shower dulu, atau menyalakan air keran sampai bathub sudah penuh dengan air, lalu mandi, belum ditambah menyabun. Itu bisa menghabiskan berapa menit atau satu jam!
Sedangkan di Dunia Sihir, aku hanya perlu mengayunkan tangan dan mengatakan dalam hati apa yang kumau, lalu yang kuminta langsung datang atau saat aku mau mandi, aku hanya mengayunkan tangan dan berkata dalam hati, lalu aku sudah rapi dan bersih. Tapi di Dunia Penyihir hanya lima detik atau kurang aku sudah rapi, wangi, dan bersih. Aku lebih suka Dunia Penyihir, dan aku rindu dengan kota Toizu.

Aku selesai mandi dan langsung sarapan bersama Tasha dan ibunya. Lalu aku dan Tasha diantar ibu Tasha ke sekolah. Mukaku berseri-seri, karena aku masih berpikir bahwa sekolah itu tempat membaca dan tidur! Aku juga sudah menyiapkan buku Dunia Sihir di tasku dan sudah menyiapkan mataku untuk tidur di sekolah nanti.

(To be continued)

1 comment: