Wednesday, December 26, 2012

Chapter Two - Hoseki

"Aku? Sudah terdaftar dalam perkumpulan Hoseki?" tanyaku masih sedikit bingung.

"Iya, tapi kalau kamu tidak mau menjadi anggota Hoseki tidak apa-apa kok. Maksudnya langsung terdaftar itu bukan berarti kamu langsung mendapat bajunya atau sudah mempunyai sihirnya, tapi kamu harus mengisi soal untuk mengujimu. Bisa saja karena kepintaranmu, kamu bisa langsung ke Qrite-3 tapi tidak lebih dari itu," jelas Kiyomi.

"Tes apa kalau aku boleh tau?" kataku balik bertanya ke Kiyomi. Sejujurnya aku masih bingung dengan semua ini dan apakah Hoseki ini benar-benar ada pun aku masih memikirkannya.

"Kau akan tahu nanti, aku tidak bisa menjelaskannya. Jadi, kau mau menjadi anggota Hoseki, Harumi?" tanya Kiyomi. Aku mengangguk mantap.

Lalu aku diajak Kiyomi ke suatu tempat yang aku lihat diatasnya bertuliskan "Torokie". Aku masuk ke tempat Torokie itu dan bertemu dengan banyak orang yang sama sekali tidak kukenal. Lalu aku bertanya pada Kiyomi.

"Kiyomi, tempat apa ini?" tanyaku. Dengan tatapan lurus Kiyomi hanya menjawab, "Tempat kau mendaftar."

Lalu Kiyomi berhenti dan berkata, "Harumi Yamada mau mendaftar menjadi bagian dari Hoseki, Ms.." dan wanita di depannya mengangguk pada Kiyomi dan mengulumkan senyum padaku, dan aku hanya membalasnya.

"Ayo Harumi, ikut aku!" ajaknya ke suatu ruangan kecil, "Masuk ke sana, dan jawab semua pertanyaan yang diberikan. Usahakan setiap pertanyaan dijawab ya, good luck!" aku mulai merasa deg-degan, lalu aku membuka pintu dengan perlahan, secara tiba-tiba pintu itu langsung menutup dan ruangan yang kutempati sekarang turun ke bawah.

Aku bingung apa yang harus kulakukan sekarang. Secara tiba-tiba kursi dan meja yang menampung kertas dan bolpoin langsung menghampiriku. Kursi menyuruhku untuk duduk di atasnya dan kertas menyuruhku untuk langsung mengisinya. Sedangkan bolpoin menyuruhku untuk memakainya untuk mengisi soal-soal yang ada di kertas itu. Aku mengambil bolpoin dan menatap kertas, menjawab pertanyan-pertanyaannya.

Weiltra 1: 
Kelompok manakah yang akan kau masuki?
a. Berani, egois, tidak peduli.
b. Rajin, pintar, keras kepala.
c. Pemalas, berani, tidak percaya diri.
d. Egois, rajin, tidak peduli.

Aku hampir tidak mau menjawabnya karena tidak menyukai semua hal itu, tapi aku ingat perkataan Kiyomi "Usahakan setiap pertanyaan dijawab ya.." tapi kan 'usahakan' bukan 'harus'. Hatiku menyuruhku untuk menjawab, karena itu aku menjawab yang "a. Berani, egois, tidak peduli". Aku melihat pertanyaan kedua.

Weiltra 2:
Tempat manakah yang kalian sukai?
a. Hutan
b. Gua
c. Laut
d. Langit

Aku memilih "d. Langit".

Weiltra 3:
Warna apa yang kalian sukai?
a. Putih, merah
b. Biru, kuning
c. Hitam, ungu
d. Hijau, pink

Aku bingung untuk menjawab pertanyaan yang ketiga ini. Aku bingung antara menjawab "a. Putih, merah" dan "b. Biru, kuning". Akhirnya aku menjawab "a. Putih, merah".

Dan selesai. Cepat sekali? Hanya tiga pertanyaan? Lalu aku menyimpan bolpoin dan berdiri. Aku keluar dan aku mencari Kiyomi. Tapi aku tidak menemukan Kiyomi, hingga kupanggil namanya dia datang.

"Eh, maaf ya," katanya sambil kembali memasang sepatu. "Oh ya, kamu sudah selesai melakukan tes?"

"Sudah. Kenapa soalnya begitu mudah dan sedikit?" tanyaku heran.

"Untuk mengetes seseorang tidak memerlukan soal yang banyak dan susah. Buatlah soal dari hati, dan jawablah soal dari hati juga," jawab Kiyomi, "oh ya, kamu ingin mengetahui hasil tesmu?"

"Ya! tentu saja!" seruku bersemangat sekali. Saat kulihat wajah Kiyomi, aku langsung berkata, "sepertinya kau tahu jawabanku."

"Hah? Serius? Tidak mungkin. Soalnya saja aku tidak tahu," ujarnya biasa.

"Kau tidak tahu seperti apa soalnya? Bukankah seharusnya saat kau dites juga mendapat soal yang sama?" tanyaku kaget.

"Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda-beda kecuali dia memiliki jiwa yang sama," jawab Kiyomi. Aku mendesah dan terus mengikuti Kiyomi sampai bertemu dengan wanita yang kutemui sebelum aku dites.

"Ms. Asami, Harumi Yamada ingin melihat hasil tesnya," serunya. Ms. Asami mengangguk dan mengambil selembar kertas.

Aku langsung merebutnya dari tangan Kiyomi. Aku langsung membacanya, dan ternyata.....

(to be continued)


No comments:

Post a Comment